I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya zaman maka, jumlah penduduk akan terus meningkat. Menurut BPS (2013), jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang, akan terus meningkat yaitu mulai dari 205,1 juta pada tahun 2000, akanmenjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Berkembangnya zaman, bertambahnya jumlah penduduk, daya saing dan besarnya biaya hidup, serta munculnya berbagai masalah dan alasan lain dalam hidup, merupakan salah satu alasan seseorang untuk memulai usaha atau bisnis. Berbagai macam masalah yang dialami seseorang tersebut, maka muncullah jiwa enterpreneur atau wirausaha, dimana jiwa tersebut berasal dari suatu pemikiran dan ide kretif, untuk menciptakan suatu karya, baik produk maupun jasa, untuk mencapai tujuan yang di inginkan (Anoraga, 2007).
Menurut Kristanto (2009), kewirausahaan dapat dicerminkan dari cara berpikiryang dimiliki oleh seseorang dalam berbuat dan menemukan peluang-peluang baru yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan masyarakat. Berkewirausaha adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, menejemen pengambilan resiko yang tepat, dan melalui keterampilan komunikasi untuk memobilisasi seseorang, manusia, uang dan bahan-bahan baku atau sumberdaya lain yang diperlukan untuk menghasilkan suatu keuntungan yang tinggi. Wirausaha adalah seseorang yang berkemauan keras melakukan tindakan yang bermanfaat. Wirausaha juga didefinisikan sebagai orang yang memiliki gaagasan dan mengelola serta menjalankan gagasannya tersebut. Sedangkan kewirausahaan ialah kemampuan menggerakkan orang-orang dan berbagai sumber daya untuk berkreasi, mengembangkan dan menerapkan solusi terhadap berbagai masalah agar dapat menciptakan manfaat dalam memenuhi kebutuhan manusia (Saiman, 2009).
Salah satu kegiatan wirausaha enterpreneur yang unik dan beda dari yang lain adalah warung nasi gudeg khas Yogyakarta. Nasi gudeg merupakan salah satu makanan yang berasal dari Yogyakarta, gudeg berasal dari bahasa Jawa “gudheg” dan merupakan makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Makanan ini memiliki warna coklat, yang biasanya warna tersebut dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dapat dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek. Ada berbagai macam menu dan jenis variasi nasi gudeg yang sering dijumpai antara lain, gudeg kering (gudeg yang disajikan dengan areh kental dan jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang), gudeg basah (gudeg yang disajikan dengan arehencer), dan gudeg Solo (gudeg yang arehnya berwarna putih). Gudeg karena cita rasanya yang enak dibeberapa kota lain juga dapat kita jumpai..
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan wirausaha serta cara mengatasinya ?
2. Bagaimana karakteristik sikap dan perilaku yang dimiliki wirausaha dalam mendukung keberhasilan usaha ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan
1.3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan wirausaha serta cara mengatasinya.
2. Untuk mengetahui karakteristik sikap dan perilaku yang dimiliki wirausaha dalam mendukung keberhasilan usaha.
1.3.2 Kegunaan
1. Mahasiswa dapat mempelajari kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan wirausaha serta cara mengatasinya.
2. Mahasiswa dapat mempelajari karakteristik sikap dan perilaku yang dimiliki wirausaha dalam mendukung keberhasilan usaha.
3. Wirausaha dapat menggunakan makalah ini sebagai sumber kritisi untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya.
4. Pemerintah dapat lebih peduli dengan usaha kecil diberbagai wilayah.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Hambatan Wirausahawan Serta Cara Mengatasinya.
Usaha warung gudeg lumintu ini ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh wirausahawan saat menjalankan usahanya, antara lain :
a. Kekuatan
Lumintu merupakan warung usaha yang memproduksi nasi gudeg khas yang telah berdiri sejak tahun 1968. Pada usaha ini pemilik masih mempertahankan cita rasa. Cita rasa tersebut dirasa sangat penting karena cita rasa akan menghadirkan ciri khas dari warung lumintu itu sendiri. Pada proses pembuatannya pun masih menggunakan cara–cara yang tradisional seperti penggunaan kayu bakar. Perpaduan bahan–bahan dan bumbu yang diracik pun dapat menarik perhatian konsumen, sehingga banyak pula pelanggan yang akan berdatangan.
Usaha ini juga menerima pemesanan untuk acara – acara tertentu. Usaha ini telah terdaftar di Badan Perindustrian sehingga usaha ini bukanlah usaha illegal dan telah memenuhi wajib pajak sesuai peraturan yang berlaku. Selain itu terdapat berbagai prinsip yang diterapkan untuk pegawai warung Lumintu, diantaranya adalah kebersihan, kejujuran, kedisiplinan, serta sopan santun.
Warung Lumintu memang sengaja tutup pada hari sabtu. Hal tersebut ditujukan agar pada hari tersebut bisa digunakan untuk membersihkan warung yang telah lama digunakan. Keramahan juga menjadi prioritas utama dari warung Lumintu itu sendiri.
c. Peluang
Usaha warung Lumintu ini memiliki peluang yang baik untuk dikembangkan karena cita rasa yang dihadirkan Lumintu itu sendiri. Saat ini warung Lumintu memiliki pelanggan yang banyak dari berbagai kalangan karena dengan harga yang terjangkau, konsumen dapat merasakan sajian gudeg dengan rasa yang menggugah selera. Warung gudeg ibu Laksono juga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat karena adanya warung gudeg tersebut dapat membantu masyarakat dalam menyediakan hidangan untuk keluarga.
d. Hambatan dan Cara Mengatasi
Hambatan yang dihadapi oleh warung Lumintu ini sendiri adalah lokasi usaha jauh dari jalan utama yaitu jalan Gajah mada. Hal ini menyebabkan warung hanya dilewati oleh warga sekitar sehingga dapat membatasi jumlah pelanggan dan sulit dikenal di seluruh kalangan masyarakat Jember. Namun untuk mengatasi hambatan tersebut ibu Laksono tetap mempertahankan cita rasa yang sudah menjadi ciri khas sehingga pelangan tidak berpindah dan setia berkunjung di warungnya. Selain lokasi yang kurang strategis hambatan lain yang dirasakan untuk mengembangkan warung Lumintu adalah tidak adanya keinginan dari pemilik warung untuk membuka cabang baru di lain tempat. Hal ini didasari sebuah alasan pemilik warung ingin tetap mempertahankan cita rasa khas dari produknya dan pemilik masih merasa kewalahan apabila harus menangani cabang–cabang yang lain. Pemilik warung juga sangat memperhatikan perekrutan SDM sebagai pekerja. Selama 33 tahun sebagian besar para pekerja warung tersebut hanya sebatas kalangan keluarga.
3.2 Karakteristik Sikap dan Perilaku yang Dimiliki Wirausaha dalam Mendukung Keberhasilan Usaha
Banyak sekali sikap dan prilaku yang diunggulkan dan dibiasakan oleh pemilik usaha, dimana dengan sikap tersebut dapat mendukung keberhasilan usaha yang dijalankan. Sikap dan prilaku yang diterapkan antara lain :
a. Jujur
Sikap jujur yang dicerminkan oleh bu Laksono dalam merintis usaha gudeg ini adalah dengan tidak menggunakan bahan pengawet dalam usaha gudegnya. Beliau menggunakan bahan bumbu dari rempah-rempah alami sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan.
b. Disiplin
Bu Laksono sebagai pemilik warung Lumintu memiliki kedisiplinan yang tinggi. Hal tersebut terlihat dari ketepatan komitmen Bu laksono terhadap tugas dan pekerjaannya. Bu Laksono selalu mempunyai kebiasaan untuk mengatur jadwal pekerjaan, misalnya pada pukul 15.00 WIB-17.00 WIB beliau meracik bumbu-bumbu dan pada pukul 03.00 WIB – 06.00 WIB digunakan untuk memasak, sedangkan pada hari jumat sore setelah toko tutup para pekerja membersihkan warung dan meliburkan karyawannya pada hari sabtu dengan alasan untuk menjaga kualitas komponen-komponen yang ada pada warung.
c. Kreatif dan Inovatif
Bu Laksono memiliki ide-ide kreatif dalam mengembangkan usahanya. Awalnya ide kreatif ini berupa ide usaha bumbu pecel dan selanjutnya usaha tersebut dikembangkan menjadi gudeg. Usaha gudeg Lumintu ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga menjadi usaha yang inovatif dan dapat diteruskan oleh generasi penerus Bu Laksono.
d. Berkomitmen Tinggi
Komitmen merupakan kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Bu Laksono memiliki komitmen yang tinggi untuk tetap meneruskan usaha gudeg Lumintu ini dengan penggunaan bahan-bahan alami yang dapat mempertahankan cita rasa.gudeg tersebut.
e. Realistis
Warung Lumintu selalu mengutamakan kualitas rasa dan kebersihan dari produknya agar dapat memuaskan seluruh pelangganya sehingga mereka selalu kembali pada warung tersebut. Pendiri warung memiliki sifat ulet dan pantang menyerah dalam memulai usaha dari bawah sampai suskes saat ini. Selain itu pendiri warung juga menerapkan sifat-sifat orang jawa yang disiplin, jujur, rajin, dan mengutamakan sopan santun berdasarkan ajaran dari sekolah belanda. Dengan sifat sopan santun dan menghargai orang lain kita akan dihargai begitu juga yang dilakukan oleh ibu Laksono. Ibu Laksono sangat ramah dalam melayani pelanggannya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain yaitu:
1. Warung nasi gudeg lumintu dalam menjalankan usahanya mempunyai kekuatan dalam hal cita rasa yang khas, kelemahannya tidak tersedianya lahan parkir, peluang warung lumintu sangat tinggi karena harga yang dijual sangat terjangkau dan mempunyai hambatan yaitu lokasi warung jauh dari jalan utama.
2. Karakteristik sikap dan prilaku yang dimiliki oleh pemilik usaha yang dapat menjadi teladan dalam memotivasi diri untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur yaitu dengan mengedepankan sikap kejujuran, disiplin, kreatif dan inovatif, rajin, sopan, berkomitmen tinggi, serta realistis.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji. 2007. Pengantar Bisnis Pengelola Bisnis Dalam Era Globalisasi. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2010. Jumlah Penduduk Indonesia.
Kristanto, dkk. 2009. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktek, dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Lampiran
DOKUMENTANSI
Gambar 2. Foto Keadaan Warung Gudeg Lumintu
Gambar 3. Pelanggan Lumintu
Gambar 4. Foto Nasi Gudeg Lumintu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar