UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATURIUM PRODUKSI TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : REZKI HERU ADITYA
NIM : 111510501122
GOL/ KELOMPOK : SELASA / 6
ANGGOTA :
ACARA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYA
TANGGALPRAKTIKUM : 20 MARET 2012
TANGGALPENYERAHAN : 10 APRIL 2012
ASISTEN :1. DEDI EKO S
2. FRENGKI HERMAWAN P.
3. MEIDA WULANDARI
4. NOVITA FRIDA S.
5. HAIKAL WAHONO
6. IFTITAH FIKA
7. AHMAD NUR
8. AKHMAD TAUFIQUL
9. DYAH AYU S
10. FIKA AYU S
11. HERLIA PUTRI
12.RAAFLUQMAN SYAH
13.KIKI ULFANIAH
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara subur dan berpotensi untuk memproduksi berbagai jenis tanaman buah-buahan. Saat ini banyak masyarakat menggunakan suplement sebagai penyuplai vitamin untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh, namun hal tersebut dapat beresiko akan ketergantungan, oleh karena itu perlu adanya penyuplai gizi dan vitamin alami yang dapat menggantikan supplement. Tanaman buah-buahan merupakan tanaman yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan karena buah-buah banyak memiliki nilai guna dan gizi bagi tubuh dan juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Buah-buahan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani maupun para pengusaha buah-buahan, karena saat ini banyak diminati terutanama buah-buahan yang baik bagi kesehatan. Buah-buahan yang baik bagi kesehatan adalah buah-buahan yang sehat dan bebas dari bahan-bahan kimia, seperti pestisida dan bebas dari kontaminasi lingkungan, missal abu vulkanik .Buah yang bebas dari pestisida biasanya diproduksi dengan cara bududaya sistem hidroponik di dalan green house, karena terjaga sterilitasnya. Selain aman untuk dikonsumsi buah-buahan bebes bahan kimia tersebut juga memiliki nilai ekonomi tinggi karena lebih banyak diminati baik di dalam dan luar negeri serta memiliki nilai jual lebih tinggi.
Pepaya merupakan salah satu tanaman buah yang mudah ditemui dan banyak dibudidayakan di Indonesia serta papaya juga memiliki nilai ekonomi dan mengandung gizi tinggi. Buah pepaya memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan C yang tinggi, serta lemak yang rendah. Untuk mendapatkan buah papaya dyang berkualitas maka harus memperhatikan beberapa hal misalnya pembibitan, Pembibitan merupakan upaya pembudidayaan baik secara vegetative maupun generative. Namun pembibitan yang sering digunakan adalah secara generative yaitu dengan benih.Ketersediaan benih dengan mutu dan jumlah yang mencukupi menjadi prioritas dalam perluasan areal
tanaman pepaya untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat.Untuk nenumbuhkan benih menjadi tanaman baru dibutuhkan suatu perlakuan agar daya kecambah pada benih bisa berlangsung optimal. Adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya kecambah benih papaya merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil buah pepaya yang memiliki kandungan gizi optimal serta memiliki daya jual tinggi dan sesuai dengan kwalitas dan kwantitas yang dimiliki oleh buah papaya tersebut.
|
a. Mahasiswa mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih.
b. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih pepaya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk dalam famili Caricaceae, diduga berasal dari kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica, Amerika Tengah. Buah pepaya memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan C yang tinggi, serta lemak yang rendah. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, pepaya juga dapat diolah menjadi saus, selai, manisan buah dan produk turunan yang memanfaatkan khasiat dari enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut papain. Papain umumnya digunakan dalam industri makanan dan minuman, farmasi, tekstil, kosmetik dan penyamak (Kalie, 1999).
Pertanaman pepaya yang ada saat ini sebagian besar masih merupakan tanaman pekarangan atau sebagai tanaman campuran dengan tanaman lain. Dari seluruh populasi tanaman pepaya, hanya sebagian kecil yang diusahakan secara monokultur dan komersial. Verheij dan Coronel (1997) menyatakan bahwa 60% buah pepaya dapat dimakan. Untuk setiap 100 g buah pepaya terdiri atas 86,6 g air, 0,5 g protein, 0,3 g lemak, 12,1 g karbohidrat, 0,7 g serat, 0,5 g abu, 204 mg kalium, 34 mg kalsium, 11 mg fosfor, 1 mg besi, 74 mg vitamin A, 0,003 mg tiamin, 0,5 mg niasin, dan 0,004 riboflavin (Sudjijo, 2008).
Pepaya biasanya dibudidayakan dengan biji, sehingga dipengaruhi oleh faktor perkecambahan, sedangkan perkecambahan benih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor lingkungan atau faktor benih tersebut. Menurut Passera dan Spettoli tahun 1998, Aril benih papaya yang mengandung protein kasar, serat kasar dan abu ternyata berpengaruh negative terhadap perkecambahan. Maka sebelum ditanam benih papaya dicuci dan dikering anginkan agar aril benih papaya hilang. Menurut Cherardi dan Valio tahun 1976, selain pada benih papaya aril benih juga dapat menghambat perkecambahan slada, lobak, tomat dan wortel (Suwarno, 1992).
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan yang terjadi pada perkecambah pepaya antar lain :
1. Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup. Gen berpengaruhi setiap struktur makhluk hidup dan juga perkembangannya, Walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu.
2. Suplai Air
Dalam proses perkecambahan, air berfungsi sebagai pelunak kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana transportasi makanan terlarut dan hormon ke titik tumbuh, serta bersama dengan hormon mengatur elongasi dan pengembangan sel. Perkecambahan biji akan berlangsung secara lambat bila media tumbuhnya tanah dalam keadaan kering. Oleh karenanya sebelum penanaman biji di lapangan, keadaan tanah harus diupayakan agar dalam kondisi kapasitas lapangan (field capacity).
3. Keadaan tanah atau media
Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan madia yang relative rendah akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi hasil.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu optimumnya berkisar 22-370 C. Suhu optimum berkisar antara 25- 300 C dan suhu maksimum 35-400 C. Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
5. Sinar
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya sinar matahari mendorong perkecambahan pada beberapa jenis biji tertentu, namun sebaliknya untuk beberapa jenis biji malahan menghambat. Misalnya, perkecambahan biji selada, seledri dan primrose menjadi baik bila mendapat sinar matahari. Sebaliknya, biji bawang bombai, bawang merah dan bawang daun perkecambah-annya malahan terhambat.
6. Hormon tumbuhan
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiologis. Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini dikenal hormon tumbuh, antara lain yaitu :
a) Auksin
Merupakan zat tumbuh yang pertama ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran sel. Sifat dasar auksin yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering digunakan sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan tanaman. Auksin berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga dan buah, memperpanjang titik tumbuh.
b) Giberelin
Giberelin berfungsi untuk menggiatkan pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas, mempengaruhi pertumbuhan
Akar
c) Kinin atau sitokinin
Zat ini mempercepat pembelahan sel, membantu pertumbuhan tunas dan akar (Hanun, 2008).
Benih papaya merupakan benih ortodok namun memiliki daya simpan relative lebih singkat jika dibandingkan dengan benih ortodok pada umumnya. Menurunnya perkecambahan benih papaya yang dikeringkan hingga kadar air 5% sebenarnya bukan disebabkan oleh hilangnya viabilitas, melainkan karena terjadi induksi dormansi. Terjadinya induksi dormansi dan pemecahan merupakan hal penting agar benih dapat disimpan lebih lama dan aman pada kadar air rendah, untuk dapat menekan terjadinya laju metabolism dan meningkatkan daya simpan benih (Sari, 2005).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan waktu
Praktikum Pembiakan Tanaman 1 tentang Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Pepaya bertempat di Laboratorium Produksi Tanaman Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember pada tanggal 20 maret 2012 pukul 14.00 WIB.
3.2. Bahan dan alat
3.2.1. Bahan
a. Buah pepaya yang telah masak (masak fisiologis)
b. Abu dapur
c. Kapas
d. Kertas karbon hitam
e. Substrat kertas merang
3.2.2. Alat
a. Cawan petri
b. Pinset
c. Alat pengecambah
3.3. Cara Kerja
1.
|
2. Benih pepaya dibuang arilnya dengan abu dapur, kemudian dicuci bersih dan tiriskan.
3. Benih pepaya dibuat perlakuan sebagai berikut:
a)
|
b) Benih kulitnya dikupas sebagian.
c) Benih kulitnya dikupas seluruhnya.
Setelah itu benih dikering-anginkan sampai kering atau dikeringkan dengan sinar matahari salama satu hari kemudian dikecambahkan pada kondisi terang dan gelap.
4. Untuk media perkecambahan dibuat substart kertas merang yang dilapisi kapas dalam cawan petri sebanyak enam kombinasi perlakuan dalam dua ulangan.
5. Benih pepaya yang telah diperlakukan ditanam dalam substrat yang terlebih dahulu dibasahi dengan air, masing-masing sebanyak 25 butir.
6. Perkecambahan benih dilakukan dengan kondisi gelap dan terang. Untuk kondisi gelap cawan petri ditutp kertas karbon hitam, sedangkan kondisi terang petridis tanpa tutup, kemudian masing-masing perlakuan letakkan pada alat pengecambah.
7. Jagalah kelembapan substrat perkecambahan dengan memberikan air secukupnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel hasil perkecambahan pepaya
Perlakuan | Ul | Perkecambahan | |||||
Kulit benih pepaya | Kondisi perkecambahan | Hari ke-8 | Hari ke-14 | ||||
Normal | Mati | Normal | Abnormal | Mati | |||
Benih tidak dikupas kulitnya | Terang | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 |
Gelap | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 | |
Benih dikupas kulitnya seluruhnya | Terang | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 |
Gelap | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 | |
Benih dikupas kulitnya seluruhnya | Terang | 1 2 | 1 - | - - | - - | - - | 9 10 |
Gelap | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 |
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilaksanakan perlakuan kondisi gelap, diberi kertas karbon sedangkan pada perlakuan kondisi terang, cawan petri dibiarkan terbuka. Dari praktikun yang dilaksanakan biji pepaya yang di kupas kulitnya menunjukkan adanya proses perkecambahan yang lebih baik optimal jika dibandingkan dengan biji pepaya yang tidak di kupas, karena semakin tipis kulit biji maka air dan oksigen bisa masuk ke dalamnya sehinga kebutuhan biji untuk menumbuhkan akar dapat terpenuhi secara optimal
Grafik kecepatan berkecambah benih papaya pada kondisi terang dan gelap :
Grafik keberhasilan perkecambahan :
Dari hasil praktikum prosentase benih yang dikupas memiliki keberhasilan lebih tinggi karena proses terbentuknya akar lebih mudah. Dengan cara membagi jumlah kecambah normal pada hari ke-7 dengan jumlah total biji yang dikecambahkan dikali 100%. Jumlah kecambah normal pada hari ke-14 dengan jumlah total biji yang dikecambahkan dikali 100%, kecepatan berkecambah pada benih dengan kondisi terang adalah 3%, benih yang dalam kondisi gelap ialah 0%, daya berkecambah untuk benih dalam kondisi terang adalah 3% dan benih yang diletakkan dalam kondisi gelap ialah 0%.
Kulit benih mempunyai pengaruh pada keberhasilan perkecambahan benih papaya karena semakin tebal kulit benih maka cahaya dan air akan susah masuk karena kulit benih dapat berfungsi sebagai filter cahaya dan air. Kulit benih juga dapat bersifat kedap terhadap air dan udara yang dapat mengganggu proses perkecambahan. Selain itu perkecambahan juga dipengaruhi oleh cahaya, perkecambahan memerlukan hormone auksin dan hormone ini mudah mengalami kerusakan pada intensitas cahaya yang tinggi sehingga dalam perkecambahan diperlukan intensitas yang sesuai agar tidak merusak hormone perkecambahan. Sehingga pada beberapa jenih binih perlakuan gelap lebih baik. Karena pada keadaan terang juga dapat mempengaruhi kelembapan media.
Faktor yang dapat menyebabkan biji papaya tidak berkecambah adalah factor eksternal dan internal. Misalnya Aril, Perlakuan, serat kasar dan abu yang dapat berpengaruh negatif terhadap perkecambahan biji. Faktor suhu dan cahaya juga dapat menjadi salah satu factor penyebab kegagalan perkecambahan kerena setiap benih membutuhkan kelembapan tertentu. Disamping itu factor perlakuan misalnya panyiraman merupakan hal yang berpengaruh pada kelembapan media yang berpengaruh peda perkecambahan.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan praktikum perkecambahan benih papaya dapat disimpulkan bahwa benih papaya memiliki perbadaan keberhasilan dari tiap perlakuan haltersebut menunjukkan bahwa perbedaan suhu dan cahaya dapat menjadi penentu proses keberhasilan dalam perkecambahan.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk menjaga benih perawatan media dilakukan agar media tetap lembaba dan dapat menunjang tumbuhnya akar, sehingga prosentase kegagalan tidak terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta, Universitas Indonesia.
Hanum, Chairani.2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1.Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kalie, M. 2002. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya. Jakarta. Edisi
Revisi.120.
Sari, Murti, dkk.2005.Pengaruh Sarcotesta dan Pengeringan Benih serta Perlakuan Pendahuluan Terhadap Viabilitas dan Dormansi Benih Papaya. Bogor : IPB.
Sudjijo. 2008. Karakterisasi Dan Evaluasi Aksesi Pepaya Introduksi.Solok: Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.
Sunarjono, H. 2000. Prospek Berkebun Buah. Jakarta,Penebar Swadaya.s
Suwarno., Faiza, c. 1992. pengaruh cahaya dan perlakuan benih terhadap perkecambahan benih papaya .Bogor : IPB.
|
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATURIUM PRODUKSI TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : REZKI HERU ADITYA
NIM : 111510501122
GOL/ KELOMPOK : SELASA / 6
ANGGOTA :
ACARA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYA
TANGGALPRAKTIKUM : 20 MARET 2012
TANGGALPENYERAHAN : 10 APRIL 2012
ASISTEN :1. DEDI EKO S
2. FRENGKI HERMAWAN P.
3. MEIDA WULANDARI
4. NOVITA FRIDA S.
5. HAIKAL WAHONO
6. IFTITAH FIKA
7. AHMAD NUR
8. AKHMAD TAUFIQUL
9. DYAH AYU S
10. FIKA AYU S
11. HERLIA PUTRI
12.RAAFLUQMAN SYAH
13.KIKI ULFANIAH
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara subur dan berpotensi untuk memproduksi berbagai jenis tanaman buah-buahan. Saat ini banyak masyarakat menggunakan suplement sebagai penyuplai vitamin untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh, namun hal tersebut dapat beresiko akan ketergantungan, oleh karena itu perlu adanya penyuplai gizi dan vitamin alami yang dapat menggantikan supplement. Tanaman buah-buahan merupakan tanaman yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan karena buah-buah banyak memiliki nilai guna dan gizi bagi tubuh dan juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Buah-buahan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani maupun para pengusaha buah-buahan, karena saat ini banyak diminati terutanama buah-buahan yang baik bagi kesehatan. Buah-buahan yang baik bagi kesehatan adalah buah-buahan yang sehat dan bebas dari bahan-bahan kimia, seperti pestisida dan bebas dari kontaminasi lingkungan, missal abu vulkanik .Buah yang bebas dari pestisida biasanya diproduksi dengan cara bududaya sistem hidroponik di dalan green house, karena terjaga sterilitasnya. Selain aman untuk dikonsumsi buah-buahan bebes bahan kimia tersebut juga memiliki nilai ekonomi tinggi karena lebih banyak diminati baik di dalam dan luar negeri serta memiliki nilai jual lebih tinggi.
Pepaya merupakan salah satu tanaman buah yang mudah ditemui dan banyak dibudidayakan di Indonesia serta papaya juga memiliki nilai ekonomi dan mengandung gizi tinggi. Buah pepaya memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan C yang tinggi, serta lemak yang rendah. Untuk mendapatkan buah papaya dyang berkualitas maka harus memperhatikan beberapa hal misalnya pembibitan, Pembibitan merupakan upaya pembudidayaan baik secara vegetative maupun generative. Namun pembibitan yang sering digunakan adalah secara generative yaitu dengan benih.Ketersediaan benih dengan mutu dan jumlah yang mencukupi menjadi prioritas dalam perluasan areal
tanaman pepaya untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat.Untuk nenumbuhkan benih menjadi tanaman baru dibutuhkan suatu perlakuan agar daya kecambah pada benih bisa berlangsung optimal. Adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya kecambah benih papaya merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil buah pepaya yang memiliki kandungan gizi optimal serta memiliki daya jual tinggi dan sesuai dengan kwalitas dan kwantitas yang dimiliki oleh buah papaya tersebut.
|
a. Mahasiswa mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih.
b. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih pepaya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk dalam famili Caricaceae, diduga berasal dari kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica, Amerika Tengah. Buah pepaya memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan C yang tinggi, serta lemak yang rendah. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, pepaya juga dapat diolah menjadi saus, selai, manisan buah dan produk turunan yang memanfaatkan khasiat dari enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut papain. Papain umumnya digunakan dalam industri makanan dan minuman, farmasi, tekstil, kosmetik dan penyamak (Kalie, 1999).
Pertanaman pepaya yang ada saat ini sebagian besar masih merupakan tanaman pekarangan atau sebagai tanaman campuran dengan tanaman lain. Dari seluruh populasi tanaman pepaya, hanya sebagian kecil yang diusahakan secara monokultur dan komersial. Verheij dan Coronel (1997) menyatakan bahwa 60% buah pepaya dapat dimakan. Untuk setiap 100 g buah pepaya terdiri atas 86,6 g air, 0,5 g protein, 0,3 g lemak, 12,1 g karbohidrat, 0,7 g serat, 0,5 g abu, 204 mg kalium, 34 mg kalsium, 11 mg fosfor, 1 mg besi, 74 mg vitamin A, 0,003 mg tiamin, 0,5 mg niasin, dan 0,004 riboflavin (Sudjijo, 2008).
Pepaya biasanya dibudidayakan dengan biji, sehingga dipengaruhi oleh faktor perkecambahan, sedangkan perkecambahan benih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor lingkungan atau faktor benih tersebut. Menurut Passera dan Spettoli tahun 1998, Aril benih papaya yang mengandung protein kasar, serat kasar dan abu ternyata berpengaruh negative terhadap perkecambahan. Maka sebelum ditanam benih papaya dicuci dan dikering anginkan agar aril benih papaya hilang. Menurut Cherardi dan Valio tahun 1976, selain pada benih papaya aril benih juga dapat menghambat perkecambahan slada, lobak, tomat dan wortel (Suwarno, 1992).
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan yang terjadi pada perkecambah pepaya antar lain :
1. Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup. Gen berpengaruhi setiap struktur makhluk hidup dan juga perkembangannya, Walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu.
2. Suplai Air
Dalam proses perkecambahan, air berfungsi sebagai pelunak kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana transportasi makanan terlarut dan hormon ke titik tumbuh, serta bersama dengan hormon mengatur elongasi dan pengembangan sel. Perkecambahan biji akan berlangsung secara lambat bila media tumbuhnya tanah dalam keadaan kering. Oleh karenanya sebelum penanaman biji di lapangan, keadaan tanah harus diupayakan agar dalam kondisi kapasitas lapangan (field capacity).
3. Keadaan tanah atau media
Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan madia yang relative rendah akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi hasil.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu optimumnya berkisar 22-370 C. Suhu optimum berkisar antara 25- 300 C dan suhu maksimum 35-400 C. Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
5. Sinar
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya sinar matahari mendorong perkecambahan pada beberapa jenis biji tertentu, namun sebaliknya untuk beberapa jenis biji malahan menghambat. Misalnya, perkecambahan biji selada, seledri dan primrose menjadi baik bila mendapat sinar matahari. Sebaliknya, biji bawang bombai, bawang merah dan bawang daun perkecambah-annya malahan terhambat.
6. Hormon tumbuhan
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiologis. Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini dikenal hormon tumbuh, antara lain yaitu :
a) Auksin
Merupakan zat tumbuh yang pertama ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran sel. Sifat dasar auksin yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering digunakan sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan tanaman. Auksin berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga dan buah, memperpanjang titik tumbuh.
b) Giberelin
Giberelin berfungsi untuk menggiatkan pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas, mempengaruhi pertumbuhan
Akar
c) Kinin atau sitokinin
Zat ini mempercepat pembelahan sel, membantu pertumbuhan tunas dan akar (Hanun, 2008).
Benih papaya merupakan benih ortodok namun memiliki daya simpan relative lebih singkat jika dibandingkan dengan benih ortodok pada umumnya. Menurunnya perkecambahan benih papaya yang dikeringkan hingga kadar air 5% sebenarnya bukan disebabkan oleh hilangnya viabilitas, melainkan karena terjadi induksi dormansi. Terjadinya induksi dormansi dan pemecahan merupakan hal penting agar benih dapat disimpan lebih lama dan aman pada kadar air rendah, untuk dapat menekan terjadinya laju metabolism dan meningkatkan daya simpan benih (Sari, 2005).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan waktu
Praktikum Pembiakan Tanaman 1 tentang Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Pepaya bertempat di Laboratorium Produksi Tanaman Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember pada tanggal 20 maret 2012 pukul 14.00 WIB.
3.2. Bahan dan alat
3.2.1. Bahan
a. Buah pepaya yang telah masak (masak fisiologis)
b. Abu dapur
c. Kapas
d. Kertas karbon hitam
e. Substrat kertas merang
3.2.2. Alat
a. Cawan petri
b. Pinset
c. Alat pengecambah
3.3. Cara Kerja
1.
|
2. Benih pepaya dibuang arilnya dengan abu dapur, kemudian dicuci bersih dan tiriskan.
3. Benih pepaya dibuat perlakuan sebagai berikut:
a)
|
b) Benih kulitnya dikupas sebagian.
c) Benih kulitnya dikupas seluruhnya.
Setelah itu benih dikering-anginkan sampai kering atau dikeringkan dengan sinar matahari salama satu hari kemudian dikecambahkan pada kondisi terang dan gelap.
4. Untuk media perkecambahan dibuat substart kertas merang yang dilapisi kapas dalam cawan petri sebanyak enam kombinasi perlakuan dalam dua ulangan.
5. Benih pepaya yang telah diperlakukan ditanam dalam substrat yang terlebih dahulu dibasahi dengan air, masing-masing sebanyak 25 butir.
6. Perkecambahan benih dilakukan dengan kondisi gelap dan terang. Untuk kondisi gelap cawan petri ditutp kertas karbon hitam, sedangkan kondisi terang petridis tanpa tutup, kemudian masing-masing perlakuan letakkan pada alat pengecambah.
7. Jagalah kelembapan substrat perkecambahan dengan memberikan air secukupnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel hasil perkecambahan pepaya
Perlakuan | Ul | Perkecambahan | |||||
Kulit benih pepaya | Kondisi perkecambahan | Hari ke-8 | Hari ke-14 | ||||
Normal | Mati | Normal | Abnormal | Mati | |||
Benih tidak dikupas kulitnya | Terang | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 |
Gelap | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 | |
Benih dikupas kulitnya seluruhnya | Terang | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 |
Gelap | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 | |
Benih dikupas kulitnya seluruhnya | Terang | 1 2 | 1 - | - - | - - | - - | 9 10 |
Gelap | 1 2 | - - | - - | - - | - - | 10 10 |
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilaksanakan perlakuan kondisi gelap, diberi kertas karbon sedangkan pada perlakuan kondisi terang, cawan petri dibiarkan terbuka. Dari praktikun yang dilaksanakan biji pepaya yang di kupas kulitnya menunjukkan adanya proses perkecambahan yang lebih baik optimal jika dibandingkan dengan biji pepaya yang tidak di kupas, karena semakin tipis kulit biji maka air dan oksigen bisa masuk ke dalamnya sehinga kebutuhan biji untuk menumbuhkan akar dapat terpenuhi secara optimal
Grafik kecepatan berkecambah benih papaya pada kondisi terang dan gelap :
Grafik keberhasilan perkecambahan :
Dari hasil praktikum prosentase benih yang dikupas memiliki keberhasilan lebih tinggi karena proses terbentuknya akar lebih mudah. Dengan cara membagi jumlah kecambah normal pada hari ke-7 dengan jumlah total biji yang dikecambahkan dikali 100%. Jumlah kecambah normal pada hari ke-14 dengan jumlah total biji yang dikecambahkan dikali 100%, kecepatan berkecambah pada benih dengan kondisi terang adalah 3%, benih yang dalam kondisi gelap ialah 0%, daya berkecambah untuk benih dalam kondisi terang adalah 3% dan benih yang diletakkan dalam kondisi gelap ialah 0%.
Kulit benih mempunyai pengaruh pada keberhasilan perkecambahan benih papaya karena semakin tebal kulit benih maka cahaya dan air akan susah masuk karena kulit benih dapat berfungsi sebagai filter cahaya dan air. Kulit benih juga dapat bersifat kedap terhadap air dan udara yang dapat mengganggu proses perkecambahan. Selain itu perkecambahan juga dipengaruhi oleh cahaya, perkecambahan memerlukan hormone auksin dan hormone ini mudah mengalami kerusakan pada intensitas cahaya yang tinggi sehingga dalam perkecambahan diperlukan intensitas yang sesuai agar tidak merusak hormone perkecambahan. Sehingga pada beberapa jenih binih perlakuan gelap lebih baik. Karena pada keadaan terang juga dapat mempengaruhi kelembapan media.
Faktor yang dapat menyebabkan biji papaya tidak berkecambah adalah factor eksternal dan internal. Misalnya Aril, Perlakuan, serat kasar dan abu yang dapat berpengaruh negatif terhadap perkecambahan biji. Faktor suhu dan cahaya juga dapat menjadi salah satu factor penyebab kegagalan perkecambahan kerena setiap benih membutuhkan kelembapan tertentu. Disamping itu factor perlakuan misalnya panyiraman merupakan hal yang berpengaruh pada kelembapan media yang berpengaruh peda perkecambahan.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan praktikum perkecambahan benih papaya dapat disimpulkan bahwa benih papaya memiliki perbadaan keberhasilan dari tiap perlakuan haltersebut menunjukkan bahwa perbedaan suhu dan cahaya dapat menjadi penentu proses keberhasilan dalam perkecambahan.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk menjaga benih perawatan media dilakukan agar media tetap lembaba dan dapat menunjang tumbuhnya akar, sehingga prosentase kegagalan tidak terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta, Universitas Indonesia.
Hanum, Chairani.2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1.Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kalie, M. 2002. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya. Jakarta. Edisi
Revisi.120.
Sari, Murti, dkk.2005.Pengaruh Sarcotesta dan Pengeringan Benih serta Perlakuan Pendahuluan Terhadap Viabilitas dan Dormansi Benih Papaya. Bogor : IPB.
Sudjijo. 2008. Karakterisasi Dan Evaluasi Aksesi Pepaya Introduksi.Solok: Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.
Sunarjono, H. 2000. Prospek Berkebun Buah. Jakarta,Penebar Swadaya.s
Suwarno., Faiza, c. 1992. pengaruh cahaya dan perlakuan benih terhadap perkecambahan benih papaya .Bogor : IPB.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar